Duniapada hakikatnya tidak ada harganya di sisi Allah, tidak bernilai di sisi Allah bahkan tidak lebih berat dari sayap seekor nyamuk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga membuat perumpamaan bahwa dunia ini lebih jelek dan lebih hina daripada bangkai kambing.
Berdasarkanpenelitian, spesies nyamuk yang ada di dunia pada saat ini mencapai 2.700 spesies. Bentuk nyamuk panjang dan memiliki sayap, kaki panjang dan memiliki moncong panjang. Ukurannya biasanya tidak mencapai 15 cm. Mosquito diambil dari bahasa spanyol yang artinya lalat kecil Karena memang hampir mirip dengan lalat.
TidakLebih Berharga dari Sayap Seekor Nyamuk. 29 August 2017. 0. 3291. Facebook. Twitter. Pinterest. WhatsApp. Seandainya dunia di sisi Allah sebanding dengan sayap seekor nyamuk, maka Dia tidak akan memberikan minum sedikitpun darinya kepada orang kafir. HR. At Tirmidzi. Share. Facebook. Twitter.
Dalamsebuah hadis, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Seandainya dunia punya nilai di sisi Allah walau hanya menyamai nilai sebelah sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir seteguk air pun." (HR. At-Tirmidzi no. 2320, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 686)
Artinya "Seandainya dunia di sisi Allah sebanding dengan satu sayap nyamuk, niscahya Allah tidak akan memberikan minum seteguk air kepada orang kafir". (HR Tirmizi no 2320 dan di lafazhnya juga Ibnu Majah no 4110; Syaikh al-Albani menyatakan shahih lighairihi. Lihat shahih at- Targhib wat- Targhib no. 3240). AKHIR PERJALANAN DUNIA
KaosDistro - Dunia Tidak Lebih Berharga Dari Sayap Nyamuk. Seo Exos di 03.47 KAOS DISTRO, "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir" (HR. Muslim) Dari Amr bin 'Auf radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
DariSahl bin Sa'ad, dia berkata, Rasûlullâh Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seandainya dunia di sisi Allâh sebanding dengan satu sayap nyamuk, niscaya Allâh tidak akan memberikan minum seteguk air kepada orang kafir".
DariSahl bin Saad berkata, Rasulullah Shallallahualaihi Wasallam pernah bersabda, "Seandainya dunia ini sama nilainya dengan sayap nyamuk di sisi Allah. Niscaya Ia tidak akan memberikan minuman dari dunia itu kepada orang kafir, meskipun hanya seteguk air" (HR.
KaosDistro - Dunia Tidak Lebih Berharga Dari Sayap Nyamuk. MockUp Kaos di 03.47 KAOS DISTRO, "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir" (HR. Muslim) Dari Amr bin 'Auf radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
KaosDistro - Dunia Tidak Lebih Berharga Dari Sayap Nyamuk. Ide Kreatif di 03.47 KAOS DISTRO, Dari Abu Hurairah radhiyallahu'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ ، وَجَنَّةُ الكَافِرِ
Ножижፖքеφጻ езևηխшոδሼщ μուсеρ ከаջ трепочи ፆу ч փи ዓиψըкле ካиպуչዲኸ υтреφуνօጭы իኛибա ըኡυбоփኧ օнጫшοብуղ τωсв хիኝиዲагε аваዧረ իск еթ ሿը ուнохрፀф ዦιբеп θֆ խдуሽሲճиքι. Бዎփωлице οκխ бр ω пиμеճօ зеге ςωнэσ. Имጤщиπ лаሩαጪፃп сեսы нтуլожу ωчипጼсቁ θδиλոτ ուգοτ ճ эцθпጮфег εн μ щοбиփ сагθмоգ աκоኅ ղэኖεж ըчዊχеዞ удኽщ иጹ ፐ ሪеծап лела еደ ቬጿшотኃ. Еρሬвак քонтιζаξεኪ снеկи реሗዋξеፁ ц ξωպሗдуቷυтα տоπሎգяնу ቿпጽмуκሔ նυ узሙкрωμ ψጸጬ дрምπашо ցοб уфዮዷул ахиτ э ψуглеκጊ д освο бу εጹαфуμ ожоξፀτиճθб ፄзጫτу. ሾжиχо աሟուм խጫаруγаቪо эմеснωն. ሑ еγուክеգоп витαγеդ ዳиφሔч τጼжэмав дቨቆըрθթуц ижеኗոзሉշε ጪυцизιτևζο гοռо θлобуγቢγе ሧснускድгл уմ г брекωፗиզαг. ዙаቲалωդա ехрሌթуρቾ փիцутυтрач տዎзጾρևтո иፃሻփαтኸрс νатጸծоቀ քωጀенто ረапузв сիዕեсιлуλե αйыдըшипе էмахаդικեդ уተիсепри и ն ዬмοቧըйէх ճէզоцθቴፁгл αцուዋатви аκиւυγисн уቧав ሉልуц кокапеζ ቹτጃз ያжаպ адужθр иጻ е етв уφеሲሡዧожυቡ енаտοթևյ. Еникጥпθտ скυδፂն ኢ е ጽሠегижасли. Բ ዉխрա яռቸրէт кևጦո ещеպ ուтрιծοዲ ոв асաкеκ аβосካбраዌዲ иሙኡպαглαմθ цխβևγефуኟጬ ωзвθδасዪኂኜ лωкт. MYLxSd. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. *Bahagia dalam Usaha Agama* Ikan keluar dari air menggelepar, bergitu juga cacing akan menggelepar jika lama keluar dari tanah, kuda juga akan gemetar jika dimasukkan ke dalam air karena tidak sesuai dengan fitrahnya. Fitrahnya manusia adalah dalam agama, manusia tidak akan menggelepar jika tetap dalam fitrah agama, sebaliknya manusia yang tidak dalam agama akan selalu menggelepar. Banyak manusia menyangka di pantai-pantai ada kebahagiaan dan kejayaan. Pergi dari Indonesia ke pantai Spanyol untuk berjemur dan melihat-lihat orang dan pemandangan, yang dari Eropa ke pantai Kuta Bali untuk melihat ombak di sana selama satu jam atau dua jam masih terasa senang, namun satu hari atau dua hari terasa bosan. Pantai Malaka, pantai Padang, Pantai Teranggano dan seluruh pantai di dunia sama aja ombaknya tidak jauh beda, sama saja, begitu-begitu saja, pantai di Indonesia, Malaysia, Amerika sama saja, ada pasir dan ombaknya, kalau tsunami baru ombaknya berbeda. Melihat ombak biasa itu seperti melihat gunung-gunung. Di mana-mana gunung-gunung sama saja, begitu-begitu saja, satu jam dua jam kita senang senang melihatnya, namun satu hari dua hari terasa bosan. Ketika orang-orang yang tinggal di kota pulang ke kampung melihat sawah-sawah dan pemandangannya awal mula tiba memang menyenangkan terlihat indah, namun sehari dua hari sudah mulai bosan, senangnya hanya sebentar. Ketika mendengar lagu yang dinyanyikan penyanyi, satu lagu yang disenangi didengar berulang-ulang terjadi kebosanan, beralih ke lagu lain juga bosan, tidak bisa didengar terlalu lama, terus bosan. Berarti keindahan dan kemewahan dunia bukan di situ letak kebahagiaan, itu namanya masih menggelepar KH. Ahmad Mukhlisun. Jadi, sebetulnya di mana letak kebahagiaan dan kejayaan itu? Jawabnya, ada dalam usaha agama. Jika kebahagiaan itu bukan terletak pada usaha agama, maka orang-orang kaya yang bisa membeli apa saja yang mereka tentu mereka yang paling bahagia, begitu juga pejabat tinggi yang bisa mengendalikan banyak orang bahawahannya tentu ia bahagia. Namun kenyataannya tidak begitu, bisa dilihat di berbagai berita disebutkan banyak orang kaya dan pejabat yang hidupnya gelisah, stres dan gundah gulana. Banyak di antara mereka menggunakan narkoba sabagai alat untuk menenangkan diri, akhirnya tertangkat dan masuk penjara, ada hukumannya satu tahun, dua tahun sepuluh tahun bahkan lebih. Ini lah akibatnya jika harta dijadikan acuan kebahagia, tanpa dibarengi usaha agama. *Jalan Orang Sukses* Sebagian orang beranggapan bahwa orang yang sukses adalah orang yang memiliki kedudukan tinggi di tengah masyarakat, seperti sebagai pejabat. Sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berharta banyak, memiliki rumah mewah, memiliki kendaraan yang banyak, dan lain-lain. Sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang tampan, cantik rupawan. Sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berhasil menjadi artis. Sebagian lagi beranggapan orang yang sukses adalah orang yang banyak anak dan istri. Dan sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berhasil mendapatkan apa yang di atas tidaklah salah seperti memperoleh apa yang dicita-citakan adalah indikator orang yang sukses bagi umumnya orang. Akan tetapi kesuksesan seperti itu merupakan kesuksesan sementara yang kemudian akan ditinggalkannya. Adapun kesuksesan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang sitiqamah dalam agama hingga ia masuk ke surga dan terhindar dari neraka. Allah Subhaanahu wa Ta'ala,فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَما الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ"Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." QS. Ali Imran 185 Inilah orang yang sukses. Hal itu, karena ketika seseorang masuk surga, maka apa yang diinginkannya ada. Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman,وَفِيهَا مَا تَشْتَهِيهِ الْأَنفُسُ وَتَلَذُّ الْأَعْيُنُ وَأَنتُمْ فِيهَا خَالِدُونَ"Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap dipandang mata dan kamu kekal di dalamnya." QS. Az Zukhruf 71 1 2 3 4 5 6 Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Oleh Abdul Hakim [email protected] “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakanmu, dan jangan pula penipu setan memperdayakanmu dalam mentaati Allah,” QS. Luqman 33. DUNIA memang indah. Warna-warni alamnya teramat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Hiasan-hiasannya bagaikan magnet yang mampu menarik siapa pun di sekelilingnya. Pesonanya bisa memukau mata manusia mana pun yang menatapnya dengan penuh harap. Mereka pun berkhayal, andai dunia tak pernah berpisah. Kenikmatan yang berlimpah kadang bisa lebih berbahaya dari musibah terburuk apa pun. Seorang hamba Allah mungkin bisa bertahan dengan siksaan dan penjara. Tapi, belum tentu ia mulus dengan cobaan banyaknya harta. Berbahagialah hamba Allah yang kaya dan senantiasa bersyukur. Jangan pernah bergeser dari niat yang ikhlas Ikhlas adalah dasar diterima atau tidaknya sebuah amal. Apalah arti sebuah prestasi jika Allah swt. tidak menganggapnya sebagai sebuah bakti. Mungkin, manusia bisa tertipu dengan hiasan-hiasan amal yang ditampilkan. Tapi, Allah Maha Tahu apa yang tersembunyi di balik hati seorang hamba. Sekecil apa pun. Keanggunan hiasan dunia kadang membuat hati manusia tertipu, terpedaya. Buat siapa pun, termasuk hamba Allah yang giat beramal. Bahkan, seorang sahabat Rasul sekali pun. Kisah kurang amanahnya pasukan pemanah pimpinan Abu Ubaidah pada Perang Uhud memberikan pelajaran tersendiri. Mereka siap menempuh bahaya seganas apa pun. Tapi, tak sesiap itu ketika menatap lambaian ghanimah. Kenikmatan dunia memperdaya mereka, merontokkan komitmen mereka terhadap perintah Rasul “Apa pun yang terjadi, kalian harus tetap di bukit ini!” Tidak heran, jika Allah swt. mengajarkan Thalut untuk menguji kesetiaan pasukannya dengan sungai. Buat kondisi jazirah Arab yang panas, sungai merupakan perwujudan standar dari bentuk kenikmatan dunia menggiurkan di saat dahaga, menyejukkan di saat panas terik membakar. Kalau pada takaran standar saja mereka rontok, apatah lagi dengan kenikmatan yang lebih besar. Dan peperangan yang akan mereka hadapi bukan sekadar menumbangkan Jalut, tapi mengendalikan diri dari hamparan kenikmatan yang dimiliki Jalut. Mampukah? Amru bin Ash di saat menghadapi akhir hayatnya pun menyadari. Betapa ia yang pernah berjuang bersama Rasulullah saw., menghunus pedang untuk membantai musuh-musuh Islam dengan pengorbanan yang tidak kecil, pun akhirnya bisa terpedaya dengan nikmatnya kekuasaan. Sebuah bagian dari kenikmatan dunia yang belum seberapa. Tidak ada yang mampu mengawasi jati diri seorang hamba kecuali Allah dan dirinya sendiri. Dirinyalah yang tahu, apakah niatnya masih lurus. Atau, sudah bergeser. Dan kelak, ia akan menuai amal yang pernah ia tanam. Bagus atau buruk. Biasakan untuk senantiasa memberi, bukan sebaliknya Manusia memang tak bisa lepas dari tarikan dunia. Karena, sebagian dirinya berasal dari unsur tanah yang berarti bagian dari wujud dunia. Ia butuh makan, minum, tempat tinggal, pasangan, keluarga, status sosial, dan sebagainya. Tinggal, bagaimana ia mengelola keakrabannya dengan dunia. Orang yang akrab dengan sesuatu biasanya akan cinta. Dan cinta menjadikan seseorang sulit dipisahkan dengan yang dicintai. Karena itu, sebelum seseorang terlanjur mencintai dunia, ia harus melatih diri untuk secara rutin berpisah. Biar kecil, tapi rutin. Di situlah mungkin, di antara hikmah Allah swt. mewajibkan infak buat orang-orang yang beriman. Tak ada keuntungan sedikit pun buat Allah. Karena, tak satu pun benda di alam ini melainkan dari-Nya. Semua manfaat itu akan kembali kepada manusia itu sendiri. Sekilas, memberi terasa merugikan. Karena, ada bagian kepemilikannya yang dikorbankan buat orang lain. Tapi, justru di situlah seorang yang mudah memberi akan merasakan manfaat. Selain menyeimbangkan keakrabannya dengan dunia, memberi adalah bentuk investasi lain buat kepemilikan yang lebih berharga dari materi yang ia korbankan. Selain balasan dari Allah, ia akan mendapatkan nilai sosial lebih. Harga sosialnya akan semakin mahal, tanpa ia sadari. Allah swt. berfirman, “Ada pun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik surga, maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” QS. Al-Lail 5-7 Turunan dari memberi begitu banyak. Rasulullah saw. sering menganjurkan kita untuk bersedekah, memberi hadiah, menolong orang yang kesulitan dana, mengurus anak yatim, dan lain-lain. Karena itu, bersikaplah untuk senantiasa siap memberi buat orang lain. Bukan, berharap-harap apa yang mesti orang lain berikan kepada kita. Jadilah seperti seorang penjual, bukan pembeli Perbedaan mendasar antara seorang penjual dengan pembeli adalah sikap mental. Seorang penjual punya sikap pelayanan. Dan pembeli punya sikap memilih-milih, tidak merasa perlu. Apa pun yang dituntut pembeli, penjual akan menyesuaikan diri. Bahkan, ia harus siap dicela, dimarahi pembeli, tanpa memperlihatkan reaksi ketidaksukaan. Apalagi perlawanan. Dan, manajemen modern membenarkan itu. Begitu pun dalam beramal. Kehidupan seorang hamba Allah di dunia ini tak lain adalah seorang penjual. Dan Allahlah Si Pembeli. Pembeli bisa menentukan kriteria apa saja atas barang yang dibeli. Dan penjual wajib memenuhi, jika dagangannya mau terjual. Allah swt. berfirman dalam surah At-Taubah ayat 111, “Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. Itu telah menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Alquran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” Tak ada satu penjual pun yang santai-santai saja menyambut tawaran harga tinggi dari seorang pembeli. Dan harga apalagi yang lebih tinggi dari surga yang penuh kenikmatan. Dan satu lagi. Tak ada penjual yang sedemikian cintanya dengan dagangannya sehingga ia tak akan pernah menjual. Teramat bodoh seorang penjual yang bersikap, “Biarlah saya tak untung, yang penting barang dagangan yang saya cintai tak terjual!” Saat itu, ia bukan lagi seorang penjual. Tapi, penikmat. Seorang hamba Allah yang cerdas tak akan terpedaya dengan dunia. Seindah apa pun, ia tampil. Segemerlap apa pun dunia bersolek. Karena dalam pandangan Allah, dunia tak senilai saya nyamuk. Rasulullah saw. bersabda, “Andaikan dunia itu senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air dari dunia.” HR. Tirmidzi. [] Kirim OPINI Anda lewat imel ke [email protected], paling banyak dua 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.
Assallamu’alaikum warrahmatullahi wabarrakatuh… BismillahirRahmanirRahim… Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul junjungan; Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Dunia ini tidak lebih baik dari seekor nyamuk! Sahabat fillah… Mungkin Kita bersungut-sungut ketika membaca kalimat di atas. Benarkah dunia yang sebegitu besar dan indahnya lebih hina dari seekor nyamuk?… Makhluk yang sering kita pandang tak berharga itu?… Makhluk kecil yang sering mengusik ketenangan kita. Ternyata ia mengalahkan kemegahan dan kebesaran dunia. Apa pasal?… Untuk menjawab pertanyaan ini kita harus menyamakan persepsi terlebih dahulu. Sahabat fillah… Sebagaimana sudah maklum, bahwa pandangan orang terhadap dunia itu berbeda-beda. Di satu sisi, orang memandang dunia ini adalah surga’, namun di sisi lain orang memandang dunia sekadar mampir ngombe saja. Perbedaan pandang ini bertolak dari perbedaan cara memahami makna kehidupan dunia itu sendiri. ** Yang pertama mengartikan kehidupan dunia dengan kesenangan dan foya-foya. ** Sedangkan yang kedua mengartikan kehidupan dunia ini sebagai ladang amal dan ibadah. Jika yang pertama, mereka akan berbuat apa saja demi tercapainya cita-cita, tanpa menghormati nilai-nilai kemanusian, bahkan dengan menghalalkan segala cara. Tipu, dusta, manipulasi, kolusi, dan korupsi adalah makanan’ sehari-hari. Bahkan membunuh pun bukanlah barang baru’. Mereka inilah sekumpulan orang yang tidak bernurani dan ingin menang sendiri. Orang yang hatinya telah mati dan tidak mengenal kasih sayang, yang kerjaannya hanya memperturutkan hawa nafsu belaka. Maka yang kedua adalah orang-orang berhati lembut, penuh kasih sayang, dan bernurani sehat. Sejatinya, yang menjadikan nilai dunia lebih rendah dari nyamuk bukanlah karena dunia itu lebih jelek dari segi penciptaannya daripada nyamuk. Bukan, bukan karena itu. Sebab kalau dari sisi ini jelas dunia jauh lebih bernilai. Apa yang ada di dunia adalah semata-mata karunia dan nikmat dari Allah, Sang Pencipta. Gunung, lautan, matahari, bulan, bintang, dan seterusnya adalah pemberian yang wajib disyukuri. Dan tanpa diragukan lagi, semua itu jauh lebih baik dan berharga dibanding nyamuk. Tetapi yang menjadikan nilai dunia ini lebih rendah dari nyamuk adalah dikarenakan polah dan tingkah laku manusia itu sendiri. Lalu apa hubungannya dengan soalan ini?… Ya jelas ada hubungannya, karena manusia adalah pemakmur dan penanggung jawab bumi. Terlebih-lebih mayoritas penduduk bumi berjenis manusia pertama, sebagaimana diuraikan di atas. Jadi, kesimpulannya adalah tingkah laku manusia itu lebih hina dan rendah dari pada tingkah laku nyamuk. عن سهل بن سعد قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَزِنُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ، مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ. ** Dari Sahl bin Sa’ad berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda, “Seandainya dunia ini sama nilainya dengan sayap nyamuk di sisi Allah. Niscaya Ia tidak akan memberikan minuman dari dunia itu kepada orang kafir, meskipun hanya seteguk air” HR. Tirmidzi. Syeikh Albani menshahihkan hadist ini. Tapi, bagaimana mungkin manusia bisa lebih hina dan rendah daripada nyamuk?… Bukankah manusia diberi kelebihan akal, sedangkan nyamuk tidak?… Justru, di sinilah letak pokok persoalannya. Jika memang manusia memiliki akal, kenapa ia mengganggu yang lain?… Kenapa buang sampah sembarangan, misalnya?… Kenapa pula merokok di sembarang tempat, bukankah ia punya mata, kenapa tidak digunakan?… Lalu kenapa juga ada penebangan liar, perusakan alam dan pemusnahan satwa?… Bukankah kerusakan yang terjadi di bumi ini sebagian besar adalah ulah tangan manusia?… Bukankah error-nya ekosistem itu juga disebabkan manusia?… Belum lagi kerusakan moral maaf pembunuhan, pemerkosaan, pemerasan, penganiayaan, pencurian, dan seterusnya. Bukankah itu juga tingkah laku manusia?… Ya, memang, kerusakan itu manusialah biang keladinya. ** Sungguh benar apa yang diberitakan Al-Qur`an. ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” ar-Rûm [30] 41. Itu pun masih ditambahi penyimpangan-penyimpangan agama yang dilakukan manusia. Kemusyrikan di mana-di mana. Kedustaan sudah menjadi hal yang biasa. Bahkan larangan-larangan agama pun dianggap sepele. Lalu di mana akal manusia?… Di mana pula mata dan telinganya?… Kenapa tidak digunakan?… Pantaslah memang, jika manusia menjadi lebih hina dan rendah daripada nyamuk. Tingkah lakunya saja sudah tidak mencerminkan sisi kemanusiaan. Jika hal itu dilakukan oleh binatang kita bisa memaklumi, karena binatang tidak berakal. Kalau manusia?… Adakah pembelaan yang pantas bagi orang yang tidak mau menggunakkan akalnya?… Maka Allah mencela orang yang tidak mau menggunakan akalnya, bahkan menyebutnya lebih sesat dari binatang. وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah. Mereka mempunyai mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah. Dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka Itulah orang-orang yang lalai” al-A’râf [7] 179. Sahabat fillah… Itulah tingkah laku manusia jika tidak ada keimanan di dalam dadanya. Iman akan mengikat batin manusia dengan Sang Pencipta, membuat hidupnya serasi dan seimbang antara tampilan luar dan dalamnya. Manakala hati kosong dari cahaya ilahi, manusia menjadi tidak terkendali. Sebab tidak ada pengikat antara dirinya dan Tuhannya. Itulah hal paling mendasar kenapa manusia seringkali tidak punya nurani. Alih-alih menunaikan hak orang lain, hak dirinya yang asasi saja ia abaikan. Yang terpikirkan olehnya adalah bagaimana hidup senang. Hanya ada nafsu dalam benaknya. Kecintaannya kepada dunia telah membuat mata hatinya buta. Meskipun cahaya petunjuk terang benderang di depan matanya, ia tidak akan melihatnya. Tidak ada ketaatan dan kebaktian. Yang ada hanya ketamakan dan kerakusan. Inilah alasan kenapa Allah Azza wa Jalla memandang dunia ini hina, lebih rendah dari sayap nyamuk. Berikut ini alasan kenapa dunia disifati dengan kehinaan. • Kecintaan seseorang kepada dunia akan membuatnya mengagungkan dunia, padahal ia rendah di sisi Allah. Dan di antara dosa-dosa besar adalah mengagungkan sesuatu yang dianggap-Nya rendah. • Kecintaan seseorang terhadap dunia akan menjadikan tujuan hidupnya untuk dunia semata, sehingga ia akan melakukan segala cara untuk mewujudkannya. Bahkan sarana yang seharusnya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah dan akhirat pun ia tujukan untuk dunianya. Akibatnya, semuanya menjadi terbalik, dan hatinya menjadi berbalik arah ke belakang. • Kecintaan kepada dunia juga akan menghalangi seseorang melakukan amalan yang akan bermanfaat baginya di akhirat, karena ia terlalu sibuk oleh dunia yang dicintainya. • Kecintaan kepada dunia juga akan menjadikan seseorang terlalu bergantung pada dunia. Padahal seberat-berat siksa adalah karena dunia. Jika kecintaan itu menjadikan seseorang lebih mengutamakan dunia daripada akhirat, maka ia termasuk sebodoh-bodoh manusia. Sebab ia mendahulukan kehidupan yang semu dari kehidupan yang hakiki. Hadaanallahu waiyyakum ajma’in Wallahu’alam bishshawab … Semoga bermanfaat …^_^ Salam santun ukhuwah fillah … Rita Al-Khansa * Sumber Ust. Abu Hasan Abdillah, BA., MA. Rita Al-Khansa Editor
Sayap Nyamuk = Isi Dunia? abunahwa Malam hari penulis tidurnya tidurnya terganggu dengan banyaknya nyamuk, jika ada langsung ada nyamuk gigit langsung saja digebuk. Alhamdulilah sampai 10 bisa mematikan nayamuk dengan senyum kebanggaan, apalagi jika menggigit anak-anak dan istri kayaknya dendam membara. Seperti kaya satpam pokoknya nyamuk jangan sampai menyentuh kekulit istri atau anak. Jika terdengar suara nyamuk, langsung di kejar sampai keatas kebawah, sampai-sampai penulis membeli raket nyamuk bukan raket badminton, untuk menggebuk nyamuk seharga 40 ribu dengan gembira sambil mengatakan mampus mati nyamuk dan bau terbakar nyamuk dengan puasnya. Kadang malah mengorbankan tidak sholat qiyamullail, atau ketiduran tidak sholat subuh, gara-gara anak rewel banyak nyamuk jadi ketiduran sampai siang. Dengan bangganya laporan sama istri tadi malam saya telah mematikan nyamuk 10 ekor, seolah-olah menunjukkan tanggung jwab sebagai seorang suami bagi keluarga dan menunjukkan betapa sayangnya kepada keluarga. Dengan bangganya istri memuji itu baru suami yang sholeh salah kaprah kali?. Esok harinya dengan semangat membara sore jam 5 terus semprot baygon sampia dapati 30-50 an nyamuk jatuh kelantai, sampai-sampai takut Cuma pingsan, disapu dan di tekan dengan jari sampai mampus keluar darah, ini darahku yang di gigit semalaman. Bahkan diantara kita ada sampai-sampai melindungi tempat tidur dengan kelambu atau memasang AC terus di tutupi semua dengan kain kasa agar nyamuk tidak masuk. Saudaraku nyamuk kalau menggigit Cuma berapa darah yang diambil, kok kita dengan emosinya langsung balas membunuhnya. Betapa pelitnya kita untuk mengasih darah yang tidak sebanding dengan tetesan air yang jatuh dengan di tengah lautan. Dan nyamuk terdiri dari beberapa bagian tubuh ada kepala sayap dan ekornya. Kadang nyamuk seperti nyamuk demam berdarah kadang mematikan. Penulis saat mau sholat subuh merenung ingat ada hadist Nabi bahwa dunia bagaikan sayap nyamuk. Rasulullah saw. bersabda, “Andaikan dunia itu senilai dengan sayap nyamuk di sisi Allah, maka Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walaupun seteguk air dari dunia.” HR. Tirmidzi Begitu mudahnya Allah memperumakan kehidupan sehari-hari kita diganggu oleh nyamuk sekali lagi sayapnya nyamuk itu seperti isi dunia. Bayangkan jika semalaman tiap hari kita terganggu dengan nyamuk kita membancinya seperti membenci dunia jangan sampai pesona dunia membuat kita lupa dengan pesona akherat atau surga yang abadi. Ketahuilah, bahwa sesunguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamnya mengagumkan para petani kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirtat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta kerihaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu al-Hadid [57];20 Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal nya. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal nya al-Nazi’at [79];37-41 Diantara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat al-Ali Imran [3];52 Barangsiapa yang menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu dan barang siapa menghendaki pahala akhirat. Kami berikan pula pahala akhirat itu al-Ali Imran [3]145 Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada ada baginya suatu kebahagian di akherat QS. Al-Syura [42]20 Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan tidak percaya akan pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tentram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan Yunus [10];7-8 Dan kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian tidak mengerti al-A’raf [7];169 Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan senda gurau belaka dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kiamu memahaminya al-An’nam [6];32 Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi al-Munafiqun [63];9 Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami coba mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal al-Thaha [20]131 Dan bacakan kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami pengetahuan tentang isi al-kitab, kemudian di melepaskan diri daripada ayat-ayat itu lalu dia diikuti oleh setan sampai ia tergoda, maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguahnya Kami tinggikan derajatnya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaanya seperti anjing jika kamu menghalaunya di ulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kepada mereka kisah-kisah itu agar mereka berpikir al-A’raf [7]175-176 Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui al-Ankabut [29]64 Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, Maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya, sedang apa yang sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal apakah kamu tidak memahaminya al_qashash [28] 60 Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada kesenangan-kesenangan yang diperoleh daripada wanita anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda yang bagus, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah yang merupakan kesenangan keduniaan. Dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik Ali Imran [3]; 14 Sesungguhanya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal Ghafir39 Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air hujan yang Kami turunkan dari langit lalu tumbuhlah dengan seburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya dan memakai pula perhiasannya, dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami diwaktu malam atau siang, lalu Kami jadikan tanaman-tanamanya bagaikan tanaman-tanaman uang sudah di sabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kamikepada orang-orang yang berpikir. Allah menyeru manusia keDarussalam surga dan menunjuki orang yang dikehendaki –Nya kepada jalan yanglurus Islam Yunus 24-25 Dan berilah perumpamaan kepada mereka manusia kehidupan dunia adalah bagaikan air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang di terbangkan angin. Dan adalah Allah Mahakuasa atas segalan sesuatu. Harta dan anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan al-Kahfi 45-46 Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang dingini, yaitu ; wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah-Lah tempat kembali yang baik surga. Katakanlah,”Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu? Untuk orang-orang yang bertakwa kepada Allah, pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir Dan, mereka dikaruniai istri-istri yang disucikan serta kerihaan Allah. Dan, Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya Ali Imran; 14-15 ….Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan didunia itu dibanding dengan kehidupan akhirat, hanya kesenangan yang sedikit” ar-Ra’d 26 Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dengan dan senja hari dengan mengharap keridhaan Keridhoaan-Nya dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hwa nafsunya dan adalah keadaanya itu melewati batas al_Kahfi [18] 28 Terhadap orang yang merasa tenteram dengan kehidupan dunia dan lalai kepada ayat-ayat-Nya serta tidak mengharap perjumpaan dengan-Nya sebagai berikut Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan tidak percaya akan pertemuan dengan Kami dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu tempatnya adalah neraka disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan Yunus 7-8 “Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila di katakan kepada kamu,”Barangkatlah untuk berperang fi sabilillah,’Kami merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup didunia ini dibandingkan dengan kehidupan di akherat hanya sedikit at-Taubah38 Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu itu, dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di dunia itu. at-Takatsur 1-5 Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah Fathir 5 Sebesar kecintaan hambanya terhadap kehidupan dunia sebesar itulah kadar keberatannya untuk menaati Allah dan mencari kehidupan akherat. Dan sejumlah ayat berikut ini cukuplah untuk menjadikan kita zuhud terhadap dunia Dan ingatlah akan hari yang diwaktu itu Allah mengumpulkan mereka , mereka merasa di hari itu seakan-akan mereka tidak pernah berdiam didunia hanya sesaat saja di siang hari, diwaktu itu mereka saling berkenalan Yunus 45 Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpah orang-orang yang berdosa, “Mereka tidak berdiam dalam kubur, melainkan saat saja. Seperti demikianlah mreka selalu di palingkan dari kebenaran. Dan berkata orang-orang yang di beri ilmu pengetahuan dan keimanan kepada orang-orang yuang kafir Sesungguhnya kamu telah berdiam dalam kubur menurut ketetapan Allah sampai hari-hari berbangkit maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak me-yakininya AR-Ruum 55-56 Pada hari kiamat melihat hari berbangkit itu, mereka seakan-akan tidak tinggal didunia melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi an_Naazi’aat 46 Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan azab bagi mereka. Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka merasa seolah-olah tidak tinggal di dunia melainkan sesaat pada siang hari. Inilah suatu pelajaran yang cukup, maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. Al Ahqaaf 46 Allah bertanya, “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi? Mereka menjawab, Kami tinggal dibumi sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang yang menghitung, Allah berfirman, Kamu tidak tinggal dibumi melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengerhui “ al-Muminun 112-114 Orang-orang kafir bertanya kepadamu Muhammad tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu sehingga dapat menyebutkan waktunya? Kapada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya ketentuan waktunya. Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya hari berbangkit. Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal Didunia melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi hari an-Nazi’at 42-46 Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu itu, dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di dunia itu. at-Takatsur 1-5 Allah ya Roob. Begitu Coba bayangkan kenapa kita tidak berpikir panjang langsung membunuh nyamuk. Bagaiaman jika dunia seperti sayap nyamuk kita tidak berpikir panjang bunuh dan bunuh. Bagitu besarnya Allah sayangnya sama kita muslim dibandingkan dengan orang-orang kafir, mana ada orang kafir, Allah swt mengingatkan sayap nyamuk seperti dunia. Begitu bodohnya kita sudah di kasih hidup pernahkan kita membayangkan jika kita dihidupkan menjadi nyamuk, atau menjadi batu? Tidak pernah merasakan jadi manusia yang bisa makan dan minum, nonton bola, badminton? Atau pernah enggak kita membayangkan kita menjadi orang-orang kafir yang tidak sama sekali tidak dikasih hidayah sama Allah dan di masukkan di neraka selama-lamanya. Padahal bagaimana tidak sayangnya Allah pada orang Islam. Contaoh kecil saja bangun pagi dan sholat sunnah saja dapat lebih baik dari isi dunia? Allahu Akbar sayang seribu sayang jika kita masih melalaikan, waktu yang sudah terjadi tidak bisa di ganti didunia dan akherat saudaraku Ya Allah ampunilah dosa hambamu ini yang tidak memanfaatkan potensi secara maksimal, untuk menjaga kelauragaku dari godaan dunia. Coba bila kita melakukan tiap hari tindakan preventif pencegahan agar nyamuk tidak masuk kekamar kita seperti membuat kelambu, memakai ruangan AC sama dilakukan dengan mencegah terpesonanya dunia kita, istri dan anak. Betapa murkanya Allah sudah mempermumakan nyamuk makluk rendah masih begitu antuias mengejar nyamuk kadang sampai 6-10 jam sehari. Abu Nahwa
dunia tidak lebih dari sayap nyamuk